Minggu, 16 Desember 2012

Pungli


                                                                        (Foto: kompasiana)

Sebelum benar-benar terjadi benturan antar peradaban di beberapa Kawasan, seperti ditulis Sammuel P.Huntington dalam teorinya Clash Of Civilizations.Atau sebelum teori jalan ketiga dalam buku  The Third Way nya Anthony Giddens, menjadi alternatif negara-negara Kapitalis.Karena sebelumnya teori ini menjadi diskusi serius antara Tony Blair dan Bill Clinton di Amerika.Maka Indonesia seharusnya mampu menyelesaikan persoaan-persoalan dalam negeri.

Yang salah satunya adalah pungutan liar atau " pungli ".Karena Indonesia memasuki era ASEAN-China Free Trade Agreement (A-C FTA), di mana Indonesia terlibat di dalamnya.Kalau " pungli " tidak segera diselesaikan, minimal dikurangi, eksportir Indonesia akan kesulitan bersaing dalam perdagangan bebas.

Menurut beberapa ahli Politik Internasional, suatu saat nanti kemajuan peradaban akan bergeser dari Barat ke Kawasan Asia.Terlepas benar atau salah teori tersebut, China sekarang mulai menunjukkan indikasinya.Yang sebelumnya China dililit persoalan ekonomi,kini mampu bersaing dengan Amerika atau Jepang dalam perdagangan.Bagaimana dengan Indonesia?

                                              ****

Dalam sebuah kesempatan, seorang eksportir mebel rotan di Cirebon mengatakan, akan menutup perusahaanya karena barang produksinya tidak mampu bersaing di luar negeri.Pasar mebel, khususnya rotan kalah bersaing dengan Thailand, Vietnam dan China.Persoalannya bukan pada kualitas tetapi pada harga.Biaya produksi yang tidak dapat ditekan mengharuskan mebel rotan dari indonesia di jual dengan harga di atas Thailand, Vietnam dan china.Tentu saja konsumen beralih ke mereka.Ketika ditanyakan mengapa hal ini bisa terjadi? Pengusaha tersebut memberikan beberapa alasan.Pertama, upah tenaga kerja dibidang mebel di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan upah di negara Thailand, Vietnam maupun China.Padahal kita tahu berapa upah buruh di Indonesia?Upah inilah yang menyebabkan biaya produksi meningkat.

Alasan kedua, karena maraknya " pungli" baik di dalam pengurusan dokumen maupun di jalan raya.Hal ini menyebabkan para pengusaha harus menambah anggaran produksinya.

Maraknya '' pungli ''dapat disaksikan dalam jalur antara Jogja sampai ke Cirebon.Di sepanjang jalan banyak sekali oknum aparat dengan seragam yang berbeda-beda meminta jatah uang kepada setiap kendaraan yang lewat.Khususnya kendaraan angkutan barang.Taripnya tidak sama.Tergantung besar kecilnya kendaraan Semakin besar kendaraan tentunya taripnya lebih besar.Begitu juga dengan preman yang tidak ketinggalan meminta jatah juga.Terkadang uang tersebut cukup dilempar apabila kendaraan melaju agak cepat.

Pungutan liar seperti itu tentunya sangat meresahkan para sopir karena harus mengeluarkan dana ' ekstra ' untuk membayar.Dalam perhitungan biaya produksi tentu menjadi bengkak akibat '' pungli '' ini.Itulah sebabnya barang-barang ekspor yang berasal dari Indonesia kalah bersaing harga dengan negara lain.

Pemerintah seharusnya menertibkan praktek-praktek '' pungli '' ini.Supaya mampu bersaing dalam perdagangan global.Terlebih lagi bersaing dengan China.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar