Sabtu, 15 Desember 2012

Menikmati Gemericik Arus Sungai Bawah Tanah Gua Pindul

Pintu keluar Gua Pindul, Gunungkidul, Yogyakarta (foto: Wendy Stiawan).

Tulisan ini telah dimuat di: www.indonesiatravelhits.com.

Banyak yang menyebut Gua pindul sebagai goa seksi oleh sebab adanya sungai yang mengalir di bawahnya. Biasanya kita bisa berjalan kaki menyusuri gua, tetapi di Gua Pindul kita harus menggunakan pelampung.

Objek wisata yang diresmikan 10 Oktober 2010 ini terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Untuk menuju lokasi, setelah memasuki Desa Bejiharjo, perjalanan dilanjutkan lurus mengikuti garis putih aspal. Tak lama, kita akan menemukan lokasi sekretariat Goa Pindul berada di ujung jalan. Tur penjelajahan Gua Pindul sudah termasuk dalam paket wisata Dewa Bejo (Desa Wisata Bejiharjo).

Cara terbaik menikmati keindahan stalagtit dan stalagmit di Goa Pindul adalah dengan menyusuri arus sungai bawah tanah menumpang bagian atas ban karet yang dihanyutkan. Aktivitas ini biasa disebut sebagai cave tubing. Aliran sungai yang mengalir di dalam Goa Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh yang tidak pernah kering meski sedang musim kemarau.

Untuk masuk ke dalam gua, kita dikenakan tarif 30 ribu rupiah per orang termasuk seorang pemandu yang mendampingi. Paket ini juga sudah termasuk sewa helm, pelampung, ban karet serta sepatu karet. Transportasi menuju lokasi disediakan oleh pihak setempat berupa kendaraan angkutan bak terbuka. Untuk mencapai lokasi gua memang dibutuhkan kendaraan yang tangguh, sebab jalan menuju lokasi agak terjal karena aspal yang mulai rusak.

Sebelum melakukan penjelajahan, pemandu memberikan pengarahan bagaimana cara melakukan cave tubing. Para pemandu berasal dari penduduk sekitar yang sudah profesional.

Di dalam goa terdapat stalagtit yang berbentuk seperti kelamin laki-laki. Oleh penduduk setempat, stalagtit itu disebut sebagai batu perkasa. Mitos yang beredar, stalagtit itu bisa menambah keperkasaan kaum pria yang memegangnya. Terlepas benar atau tidak, yang jelas banyak pengunjung pria yang mencoba memegangnya.

Ada pula stalagtit yang berbentuk hiasan dinding tirai dan batu kolom. Di sana terdapat juga air mutiara yang selalu menetes setiap kali orang lewat di bawahnya. Air mutiara sering digunakan wisatawan perempuan untuk membasuh muka. Lagi-lagi ada mitos yang beredar kalau air tersebut bisa menambah kecantikan dan membuat awet muda.

Goa Pindul membentang sepanjang 350 meter dan dapat ditelusuri kurang lebih selama satu jam. Penjelajahan gua akan berakhir pada sebuah dam yang airnya jernih.

Menurut pengelola, nama Gua Pindul berasal dari sebuah legenda setempat tentang seorang bayi yang pipinya terbentur batu saat dimandikan di goa ini. Orang jawa menyebutnya kebendhul. Oleh sebab itu akhirnya Gua ini dinamakan Gua Pindul dari asal kata kebendhul.

Para wisatawan yang berkunjung harus tetap hati-hati dalam melakukan penjelajahan meskipun sudah didampingi pemandu. Menurut informasi, terdapat dua orang korban hanyut di Bendungan Banyumoto yang masih berada di kawasan Gua Pindul. Kecelakaan itu terjadi karena wisatawan masuk tanpa sepengetahuan pengelola resmi Gua Pindul.

Jika lapar, di sekitar tempat wisata Goa Pindul terdapat beberapa warung makan yang menyediakan bakso dan minuman segar. Untuk melepas lelah setelah menjelajah gua atau menginap, kita bisa menumpang tidur dan menyewa kamar di rumah-rumah penduduk sekitar. Para penduduk sekitar ramah terhadap wisatawan, harga sewa kamar menginap pun tak bakal menguras kantung Anda. Selamat mencoba menjelajah gua!*

Kontributor Yogyakarta: Wendy Stiawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar