Jumat, 14 Desember 2012

BENCANA DAN KUASA TUHAN


Ratusan kepala keluarga korban bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta nekat membangun rumah permanen dan menempati rumah di Kawasan Rawan Bencana III Merapi (Foto: pdk)


Berbicara mengenai hubungan antara bencana alam dengan kuasa Tuhan barangkali akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan.Karena bencana adalah realitas sedangkan kuasa Tuhan lebih bersifat doktrinal.Bagaimana menghubungkan sebuah realitas yang kasat mata dengan doktrin yang metafisika?Mungkinkah ada relasi antara bencana alam-- yang dapat dipahami dengan ilmu empiris-- dan kuasa Tuhan yang berdasar keyakinan?Apa manfaatnya menghubungkan antara keduanya?

Perbedaan penilaian juga kita temukan; antara perspektif para ilmuan dengan perspektif ahli agama dalam memahami bencana yang beberapa tahun ini sering terjadi.Ilmuan memandang dengan pendekatan metodologi yang logis dan rasional serta menawarkan berbagai macam teori untuk menyelesaikan persoalan.Sehingga tindakan yang dilakukan lebih kepada penanganan pasca bencana serta antisipasi agar apabila bencana kembali melanda dapat diimbangi dengan teknologi yang ada.Tindakan para ilmuan lebih konkrit dan obyektif karena fokus kepada persoalan.

Sedangkan ahli agama memandang bencana dari sisi psikologis manusia.Keterbatasan kemampuan manusia dalam memahami setiap realitas yang terjadi--termasuk bencana--dapat dijadikan alternatif dalam memahami realitas.Bahwa tidak setiap yang terjadi dalam sejarah dapat dipahami secara logis dan rasional.Ada sisi lain dari jiwa manusia; yakni pengakuan adanya kekuatan di luar manusia yang serba maha.Meski begitu bagi sebagian masyarakat, pendekatan para ahli agama yang doktrinal tersebut juga berpengaruh terhadap perilaku sehari-hari.Tidak jarang mereka yang dapat menyerap doktrin akan melakukan tindakan-tindakan yang lebih baik yang juga berpengaruh kepada hubungan sosial dalam masyarakat.

Dan yang lebih bermakna ketika kita dapat memahami bencana yang terjadi tidak dapat dilepaskan dari hubungan manusia itu sendiri dengan alam yang ditempati.Baik pemahaman yang disampaikan para ilmuan maupun kalangan agamawan akan bermanfaat apabila kita dapat memahami dan melaksanakan hubungan baik dengan alam.

Kehidupan; yang meliputi mikrokosmos dan makrokosmos; sadar atau tidak sadar mempunyai saling keterkaitan.Keterkaitan antara mereka harus tercipta hubungan yang mutualisme, yang artinya terjadinya keseimbangan.Apabila keseimbangan telah tercerabut maka salah satu entitas yang melingkupi akan melakukan pemberontakan.Dan pemberontakan yang ditunjukkan oleh alam dapat berupa bencana seperti yang kita lihat dan alami sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar