Jumat, 14 Desember 2012

Beberapa Wilayah Kajian Al Hikam

                                                       (Foto: isyraq)

Di kalangan sufi ada kata mutiara dari firman Tuhan yang maknanya mendalam, yakni " man 'arafa nafsahu fa qad  'arafa rabbahu ", dan biasa diterjemahkan, " barangsiapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya ".

Saya sendiri sampai sekarang belum paham benar makna yang sesungguhnya dari kalimat tersebut.Namun isi dari kitab Al Hikam yang dikarang oleh Ibnu Athaillah setidaknya membuka pencerahan untuk memahaminya.

Saya memang tidak secara langsung membaca sendiri kitab para sufi tersebut.Tetapi dengan bimbingan para guru sufi akan lebih memudahkan dalam mencerna setiap teks yang tertulis.

Selain itu, acara-acara keagamaan juga banyak yang mengkaji ajaran-ajaran Ibnu Athaillah meski terkadang tidak menyebutkan secara langsung.Misalnya, acara di radio KBR 68H, beberapa tahun yang lalu ada program yang bernama " Kongkow Bareng Gus Dur ", sebelum diskusi moderator selalu membacakan kutipan isi dari Al Hikam yang dilanjutkan dengan pembahasan oleh Gus Dur.

Di Jogja, setiap tanggal 17 ada " Mocopat Syafa'at " yang dipimpin oleh Cak Nun atau Emha Ainun Nadjib.Dalam acara ini Al Hikam tidak dibacakan maupun dikaji secara langsung.Namun ajaran tentang berserah diri, kepasrahan hanya kepada Tuhan selalu disampaikan oleh Cak Nun.Dan secara tidak langsung hal ini berkaitan dengan ajaran Ibnu Athaillah juga.

Satu lagi kajian yang sering disampaikan oleh Cak Nur atau Nurkholis Madjid.Di mana Cak Nur, memaknai Islam sebagai agama penyerahan diri.Ajaran ini secara tidak langsung juga mengajarkan makna dari isi Al Hikam.Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam(HMI) tersebut menyebut Islam sebagai agama yang membawa kepada keselamatan bukan kekerasan.

Masih banyak lagi kajian-kajian Al Hikam yang dapat kita ikuti.Di Jawa Timur, KH Imron Jamil juga secara langsung membahas Al Hikam.Di Bandung AA Gym atau KH Abdullah Gymnastiar juga membahas kitab yang sama.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar