Selasa, 25 Desember 2012

Industri Rotan di Cirebon Kesulitan Bahan Baku

                                                        Foto: Wendy S.

Meski Menteri Perdagangan, Gita Wiryawan telah mengeluarkan peraturan pelarangan ekspor bahan baku namun industri rotan di Cirebon masih belum tercukupi, Senin (29/10/2012).

Pelarangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 35/M-DAG/PER/11/2011 tentang larangan ekspor rotan.

Kebutuhan bahan baku rotan di Cirebon mencapai 500 ton per bulan.Kebutuhan tersebut selama ini masih di dominasi dari Kalimantan yang mencapai 70 ton per bulan.Selebihnya berasal dari Sulawesi.

Akibat kekurangan bahan baku, produksi kerajinan rotan di Cirebon menjadi terhambat.Baik untuk kebutuhan ekspor maupun dalam negeri.

Ratusan pengarajin di Tegalwangi, Kabupaten Cirebon mengeluhkan kondisi ini.Salah satunya adalah Yoyo, pemilik Anna Rottan.Yoyo mengungkapkan sering kehabisan bahan baku ketika akan memproduksi sketsel rotan.Hal ini menyebabkan terhambatnya pesanan dari berbagai daerah.

” Gimana gak terlambat, orang di gudang barangnya kosong,” ungkap Yoyo.

Yoyo mencontohkan, dulu ketika bahan baku masih melimpah para pemesan hanya butuh waktu dua minggu, barang sudah siap dikirim.Namun sekarang satu bulan belum tentu dapat disiapkan.

Selain terkendala bahan baku, harga juga menjadi persoalan, baik bagi para pengarajin maupun pedagang mebel rotan.Kenaikan harga mencapai seratus persen bahkan lebih.Hal ini juga berdampak kepada daya beli masyarakat.

Padahal kita tahu, kerajinan rotan termasuk kerajina yang unik, selain bahan bakunya langsung dari alam, produk ini sudah dikenal di manca negara.

Sebagaimana diketahui, Cirebon merupakan pusat industri rotan terbesar di Indonesia.Produknya telah diekspor ke luar negeri, banyak juga daerah yang mengambil di Cirebon.

Hal yang sama juga dialami para pengrajin rotan di Sukoharjo Jawa Tengah.

Salah satu pengusaha kerajinan ayunan bayi mengaku tidak memproduksi apabila tidak ada yang memesan.Untuk mengurangi risiko mereka menunggu para pedagang.Itupun membutuhkan waktu yang lama.Karena terkadang kehabisan bahan bakunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar